Kamis, 12 November 2015

23.31

Banyak orang pandai bicara tetapi tak mampu buktikan kesesuaian ucapan-ucapannya tersebut dengan realita,bicara memang mudah karena bibir ini tidak bertulang,tetapi bukanlah itu sebagai penyebab tingkah laku tidak sesuai dengan ucapan


Kesadaran dirilah yang kurang sehingga ucapan-ucapan tersebut tidak bisa terealisasikan dalam kehidupan sehari hari,cobalah sadari diri,siapa diri ini,sesungguhnya manusia hanyalah seperti boneka yang sama sama di ciptakan,ingatlah ucapan-ucapan yang keluar dari mulut ini,rasakan dalam hati dan fikiran dan satukanlah mereka dalam satu jalan yang lurus yaitu di jalan yang baik di hadapan Allah SWT,

Sebagai contoh sering diri ini mengucapkan takut kepada Allah SWT,akan tetapi dalam menjalani kehidupan sehari-hari tidak sesuai dengan ucapan yang sudah keluar dari mulut ini,melakukan zina,judi dan hal-hal yang di benci Allah SWT,apakah seperti itu bisa di sebut takut?ini hanya satu contoh kecil dari ketidak sesuaian ucapan dengan sikap hidup sehari-hari,masih sangat banyak contoh-contoh lainnya yang kita sendiri jarang menyadarinya.

Pembaca,mari perbanyak mengintrospeksi diri sendiri supaya ucapan kita bisa kita jaga dengan baik,karena kita dalam bermasyarakat masih sibuk mengintrospeksi orang lain di banding mengintrospeksi diri kita sendiri,sadarilah bahwa kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri ini sangatlah banyak,alangkah lebih baik jika kita lebih mengutamakan memperbaiki diri sendiri daripada memperbaiki diri orang lain karena orang lain yang menurut kita buruk belum tentu buruk pula di hadapan Allah SWT,begitu juga sebaliknya.

Dan janganlah pernah merasa benar,karena kebenaran hanyalah milik Allah SWT,kita adalah tempatnya salah,sadarilah itu supaya hati ini selalu merasa rendah di hadapan orang lain (rendah hati) dan bisa sabar dalam menghadapi semua masalah kehidupan di dalam dunia ini,semoga kita bisa menjaga hati kita,fikiran juga sikap dalam kehidupan dunia yang fana ini aamiin


Allah Ta’ala berfirman:

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al-Isra: 36)

Qotadah menjelaskan ayat di atas, “Janganlah kamu katakan ‘Aku melihat’ padahal kamu tidak melihat, jangan pula katakan ‘Aku mendengar’ sedang kamu tidak mendengar, dan jangan katakan ‘Aku tahu’ sedang kamu tidak mengetahui, karena sesungguhnya Allah akan meminta pertanggung-jawaban atas semua hal tersebut.”

Ibnu katsir menjelaskan makna ayat di atas adalah sebagai larangan untuk berkata-kata tanpa ilmu. (Tafsir Ibnu Katsir)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda:

Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka katakanlah perkataan yang baik atau jika tidak maka diamlah.”(Muttafaqun ‘alaihi)

Imam Asy-Syafi’i menjelaskan makna hadits di atas adalah, “Jika engkau hendak berkata maka berfikirlah terlebih dahulu, jika yang nampak adalah kebaikan maka ucapkanlah perkataan tersebut, namun jika yang nampak adalah keburukan atau bahkan engkau ragu-ragu maka tahanlah dirimu (dari mengucapkan perkataan tersebut).” (Asy-Syarhul Kabir ‘alal Arba’in An-Nawawiyyah)

0 komentar:

Posting Komentar

About

blog ini di buat untuk menggugah hati kita agar selalu bisa mengintrospeksi diri